22 Tahun Bom Bali: BNPT Dukung Penyintas Jadi Agen Perdamaian
INFO NASIONAL – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memaknai peringatan 22 tahun bom Bali sebagai momentum penting untuk menunjukkan konsistensi dalam mendukung penyintas agar bangkit berdaya dan menjadi agen perdamaian. Direktur Perlindungan BNPT Brigjen. Pol. Imam Margono menekankan pentingnya peran penyintas dalam membangun kembali harapan dan perdamaian, dalam acara Peringatan dan Doa Bersama yang berlangsung di Monumen Bom Bali Ground Zero, Kuta, Kabupaten Badung, pada Sabtu, 12 Oktober 2024 lalu
“Kami mendukung dan memotivasi penyintas untuk bangkit berdaya, melanjutkan hidup yang lebih baik dan jadi agen perdamaian,” kata dia. Peringatan ini menjadi ajang untuk mengenang para korban serta memberikan dukungan kepada mereka yang selamat dari tragedi tersebut.
Imam juga menyatakan bahwa suara para korban memiliki kekuatan untuk membangkitkan harapan baru bagi dunia. “Suara korban adalah credible voices, dapat menggugah kesadaran dan memupuk harapan baru untuk menumbuhkan perdamaian di tingkat nasional dan global,” katanya. Pernyataan ini menyoroti pentingnya melibatkan penyintas dalam upaya mempromosikan keamanan dan stabilitas di masyarakat.
Lebih lanjut, mantan Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT ini mengajak semua penyintas untuk bersama menjaga perdamaian dan keamanan dunia dari ideologi kekerasan. “Let us save and protect the world for a better future, in peace and harmony,” ujarnya. Seruan ini menggambarkan komitmen BNPT dalam memperjuangkan keamanan serta mendorong kesadaran masyarakat untuk menolak segala bentuk kekerasan.
Iklan
Dalam rangka pemenuhan hak-hak korban, BNPT berkomitmen untuk terus bersinergi dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Pemerintah Daerah, dan stakeholder lainnya dalam pemberian kompensasi dan pemulihan secara komprehensif dan berkelanjutan. Hal ini penting agar penyintas mendapatkan dukungan yang memadai untuk melanjutkan kehidupan mereka setelah mengalami trauma.
Peringatan Bom Bali tahun ini mengambil tema “Dari Korban Menjadi Penyintas: Perdamaian di Indonesia” dan diisi dengan doa lintas agama. Acara ini dihadiri oleh masyarakat dari berbagai negara, menunjukkan dukungan internasional untuk upaya perdamaian di Indonesia.(*)
Recent Comments