Bernadetta Raras, Srikandi BUMN yang Pimpin Perubahan ID Food
Jakarta, CNN Indonesia —
Perempuan sebagai pemimpin, bukan tak mungkin, meski saat ini belum sangat lazim. Di dunia korporasi, ada istilah “glass ceiling” yang merujuk pada batasan tak terlihat yang menjadi hambatan bagi perempuan, misalnya untuk menduduki kursi direktur.
Direktur Suppy Chain Management dan Teknologi Informasi ID Food, Bernadetta Raras Indah Rosari adalah salah satu pemimpin perempuan yang berhasil mengatasi hambatan. Sebagai direksi BUMN termuda saat ini, Raras menyatakan bahwa di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kesetaraan gender menjadi salah satu isu yang diperhatikan Menteri BUMN, Erick Thohir.
“Pak Erick Thohir itu memiliki visi, wanita dan anak-anak juga diminta membangun negeri,” kata Raras dalam obrolan Table Talk with Srikandi BUMN yang tayang pada Selasa (29/10) di CNNIndonesia TV.
Bagi Raras, Erick Thohir merupakan sosok inspiratif yang memotivasinya untuk melangkah maju. Sejak memulai karier di Telkom, Erick pula yang memberinya kesempatan hingga Raras berhasil menduduki kursi direksi.
Posisi sebagai Direksi BUMN itu datang dengan tanggung jawab besar, di mana Erick menegaskan tak ada perlakuan istimewa bagi para Srikandi BUMN. Srikandi BUMN sendiri merupakan wadah komunitas perempuan di BUMN, yang saling memberi dukungan dalam berkarya memajukan Indonesia.
“Pak Erick ini pernah mengumpulkan kita di satu kesempatan, kita diberikan pengarahan. Beliau dengan tegas menyampaikan, kita sebagai BUMN muda dan Srikandi itu tidak diberikan karpet merah,” tutur Raras.
“Jadi kita itu harus menunjukkan performansi dan prestasi dua kali lipat dibanding biasanya. Buat saya secara pribadi, ini adalah tantangan. Jadi kita harus bisa menunjukkan kita berprestasi,” lanjutnya.
Raras mengingat, pada kesempatan yang sama Erick menyatakan bahwa jika para Srikandi BUMN itu tak dapat memberikan prestasi dan performansi baik bagi perusahaan, maka disarankan untuk tidak menerima tawaran masuk ke jajaran Direksi BUMN.
Raras pun menantang dirinya sendiri. Berpengalaman selama 15 tahun di dunia telekomunikasi dan agribisnis tak menghentikannya menambah kompetensi dengan menempuh pendidikan lanjutan S3.
Ada banyak cara yang dipilih Raras dalam menjawab tantangan dari Erick Thohir. Salah satunya, melalui disiplin kuat untuk bekerja sebelum jam 8 pagi.
Raras mengakui, tak mudah berkarier di BUMN. Lulusan Teknik Informatika itu memulai sebagai karyawan Telkom Indonesia, yang sempat turun ke lapangan untuk memasang kabel konektivitas internet. Dia juga pernah menjajal sejumlah bidang lain, seperti infrastruktur, bisnis development content, hingga bidang riset, serta terlibat dalam pembangunan bisnis telco, yakni UseeTV yang kini dikenal sebagai Sea Today.
Raras pun menyadari, BUMN selalu siap memberikan kesempatan bagi individu pekerja untuk berkembang. Dari beragam kesempatan yang diterima, Raras kemudian belajar terkait MNE, sinergi, serta strategi perusahaan di divisi strategi. Perkembangan itu mengantar Raras masuk dalam jajaran Direksi BUMN.
Pada saat bersamaan, Raras mengetahui benar bahwa ada begitu banyak individu cerdas dengan kompetensi memadai, menimbulkan persaingan ketat.
“Untuk itu, kita harus punya kelebihan dalam me-manage itu semua. Selain punya kompetensi, kita juga harus punya ketahanan diri dalam arti me-maintain energi, me-maintain kesehatan, hubungan dengan stakeholder, keluarga,” tuturnya.
Raras menegaskan, satu hal terpenting adalah kepercayaan orang lain. Selain itu, dia juga menilai bahwa penerapan AKHLAK sebagai pelatihan terbaik di BUMN.
“Buat aku, AKHLAK itu sebenarnya adalah best practice. Jadi dia tidak hanya sebuah semboyan, tapi dia adalah petunjuk pelaksanaan dalam bersikap agar perusahaan BUMN bisa menjadi lebih baik,” katanya.
AKHLAK BUMN itu sendiri merupakan akronim dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Sebagai core values BUMN, AKHLAK memegang peranan penting dalam menjalankan amanah, mengembangkan kapabilitas dengan kepedulian dan menghargai perbedaan, didukung dedikasi bagi kepentingan negara lewat inovasi dan perubahan, antara lain kolaborasi yang sinergis.
Di sini, lanjut Raras, dirinya sebagai pemimpin harus bisa memberi contoh yang baik, sehingga keyakinan AKHLAK dapat ditularkan kepada tim. Meski tak mudah, tetapi ada do and don’t yang bisa diterapkan.
“Yang pertama, saya harus memberitahu pada diri saya sendiri, bahwa saya harus meyakini AKHLAK itu adalah yang terbaik untuk saya, yang berhasil mengubah saya menjadi orang yang lebih baik,” katanya.
Yang kedua, lanjut Raras, dirinya harus meyakinkan lingkungan terdekat untuk mempercayai hal yang sama, yakni menggunakan AKHLAK sebagai best practice yang berdampak positif terhadap sesama.
Raras optimis, penerapan AKHLAK yang benar dan konsisten akan dapat mendorong kinerja perusahaan. Terlebih, BUMN pangan memiliki banyak holding dan subholding. Saat ini, terdapat 16 anak perusahaan dan 5 eks BUMN yang menjadi klaster holding BUMN pangan.
Dengan perusahaan sebanyak itu, Raras menyebut selalu ada tantangan baru, seperti integrasi antar perusahaan. Dengan bangga, dirinya menyampaikan bahwa pada Oktober 2024, telah berhasil dilakukan integrasi seluruh sistem dan konsolidasi ERP, diikuti pemberesan laporan keuangan yang dipastikan sudah sama semua dan bisa diakses secara real time harian
“Jadi ini adalah perusahaan yang terkonsolidasi dan terintegrasi secara IT, di seluruh holding BUMN Pangan ini,” ujar Raras.
Ambisi, ketegasan dan konsistensi Raras itu telah mengantarnya menerima sejumlah penghargaan bergengsi, seperti Digitech The Best Women Digital Leader of The Year 2024, serta Digitech The Best ICT Business Strategy 2024.
Mimpi dan Optimisme Raras untuk Food ID
Saat ini, Raras mengaku tengah dilanda optimisme atas kinerja dan masa depan ID Food, di mana ID Food mulai mendapatkan profit yang baik, diikuti finansial yang lebih sehat. Dirinya tak berpuas sampai di sana.
“Saya rasa, yang masih menjadi mimpi saya adalah setiap BUMN, terutama ID Food itu bisa mendapat lebih banyak profit, performansinya bisa ditingkatkan dengan operational excellence. Impian saya, ID Food ini bisa lebih untung, lebih profit kalau secara operasional, dia bisa bertumbuh dan excellence,” ungkapnya.
Raras meyakini, hal itu sangat mungkin dicapai ID Food. Meski demikian, masih ada tantangan seperti peningkatan produktivitas di setiap lini produksi. Produktivitas yang stabil diikuti operational excellent diyakini mendatangkan profit yang berkelanjutan.
Tantangan lain, ID Food merupakan perusahaan sangat besar dengan delapan portofolio. Artinya, ada banyak sekali komponen di setiap bisnis yang harus didorong untuk bergerak bersama secara simultan.
Raras mengatakan, hal itu membutuhkan usaha dan kolaborasi. Untuk itu, dirinya berharap dapat diadakan sinergi antar anak perusahaan di setiap lini, mulai yang teratas sampai terbawah untuk berjalan bersama mencapai tujuan besar berupa ketahanan pangan bagi Indonesia.
“Mimpi saya yang harusnya tidak sulit, namun bisa dilaksanakan secara progresif untuk ID Food adalah operational excellence harus menjadi KPI bagi perusahaan ini ke depannya. Kita menuju ke tujuan luar biasa, yaitu ketahanan pangan Indonesia,” pungkas Raras.
(rea/rir)
Recent Comments