Cerita Sejarah Desa Tegalgubug Cirebon
Desa Tegalgubug adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Desa ini terkenal karena memiliki pasar sandang tradisional terbesar se-Asia Tenggara. Namun, tahukah Anda bagaimana sejarah desa ini?
Menurut cerita rakyat, desa ini didirikan oleh seorang pengawal Sunan Gunung Jati, yaitu Syekh Muhyidin Abdurrahman, yang juga dikenal dengan nama Ki Surapati atau Ki Gede Suropati. Ia adalah seorang ulama dan panglima yang berasal dari Timur Tengah, yang turut serta dalam penyebaran Islam dan penaklukan kerajaan-kerajaan di Jawa Barat.
Suatu hari, ia mendapat perintah dari Sunan Gunung Jati untuk membawa kitab suci Al-Quran ke Negeri Talaga dan Galuh, yang baru saja masuk Islam. Dalam perjalanan, ia melewati sebuah tempat yang masih berupa hutan belantara. Ia kemudian mencangkul tanah dan membangun sebuah gubug sebagai tempat istirahatnya.
Karena itulah, tempat itu kemudian dinamakan Tegal Gubug, yang artinya tanah cangkulan dengan gubug. Tempat itu lama-kelamaan menjadi ramai dikunjungi oleh para pedagang, petani, dan nelayan. Ki Surapati pun menetap di sana dan mengajarkan ajaran Islam kepada penduduk setempat.
Dalam perjalanannya menyebarkan Islam, Ki Surapati juga sering bertemu dengan tantangan dan musuh. Salah satunya adalah ketika ia terlibat dalam sayembara merebutkan putri cantik dari Ki Wadaksi, seorang pembesar Kerajaan Talaga. Ki Surapati berhasil mengalahkan Ki Wadaksi dan menikahi putrinya, yang bernama Nyi Mas Wedara.
Namun, ia juga harus berhadapan dengan Ki Gede Susukan, seorang murid Sunan Gunung Jati lainnya yang iri dengan kesaktian dan kejayaan Ki Surapati. Keduanya berselisih paham tentang hak rampasan perang dalam penaklukan Kerajaan Sindangkasih. Di antara rampasan perang itu adalah dua orang wanita kakak beradik bernama Rara dan Riris.
Ki Surapati dan Ki Gede Susukan akhirnya bertarung sengit untuk memperebutkan kedua wanita itu. Pertarungan itu berlangsung lama dan sengit, hingga akhirnya Sunan Gunung Jati turun tangan untuk menghentikannya. Sunan Gunung Jati kemudian memutuskan bahwa Rara menjadi istri Ki Surapati, sedangkan Riris menjadi istri Ki Gede Susukan.
Ki Surapati pun hidup bahagia bersama Nyi Mas Wedara dan Rara di Desa Tegalgubug. Ia juga melanjutkan tugasnya sebagai pengawal Sunan Gunung Jati dan penyebar Islam di Jawa Barat. Ia meninggal dunia pada tahun 1530 Masehi dan dimakamkan di Desa Tegalgubug.
Itulah cerita sejarah Desa Tegalgubug Cirebon, yang merupakan salah satu desa tertua dan bersejarah di Jawa Barat. Desa ini masih menyimpan banyak peninggalan sejarah dan budaya yang menarik untuk diketahui.
Sumber:
Sejarah Desa Tegalgubug Kabupaten Cirebon (Sejarah, Asal Usul dan Profil)
https://www.historyofcirebon.id/2018/11/sejarah-desa-tegalgubung-kecamatan.html
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB307420206.pdf
Recent Comments