Cerita Sejarah Ki Gede Suropati
Ki Gede Suropati adalah salah satu tokoh yang berperan dalam sejarah perjuangan melawan penjajahan Belanda di wilayah Cirebon dan Banten. Ia adalah seorang pengawal Sunan Gunung Jati, yaitu Syarif Hidayatullah, yang juga merupakan salah satu wali songo yang menyebarkan Islam di Jawa.
Nama asli Ki Gede Suropati adalah Syarif Abdurrahman bin Sulaiman Al Baghdadi. Ia adalah seorang keturunan Rasulullah SAW melalui Sayyidatina Fatimah Az Zahra. Ia juga merupakan putra dari Sultan Syarif Sulaiman Al Baghdadi, penguasa Baghdad atau Irak pada masa itu. Ia adalah kakak sepupu dari Sunan Gunung Jati, yang merupakan putra dari Sultan Syarif Abdurrahman Umdatuddin.
Ki Gede Suropati datang ke Jawa bersama dengan ayahnya untuk membantu Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan Islam dan menaklukkan kerajaan-kerajaan yang masih memeluk agama Hindu atau Budha. Ia belajar ilmu agama dan ilmu silat dari Sunan Gunung Jati dan menjadi murid kesayangannya.
Ki Gede Suropati kemudian diangkat menjadi panglima tertinggi Cirebon oleh Sunan Gunung Jati. Ia memimpin pasukan Cirebon dalam berbagai peperangan melawan kerajaan-kerajaan yang menentang Islam, seperti Kerajaan Talaga, Kerajaan Galuh, Kerajaan Sindangkasih, dan Kerajaan Pajajaran.
Ki Gede Suropati dikenal sebagai seorang panglima yang sakti mandraguna dan berani. Ia mahir menggunakan keris dan pedang sebagai senjata andalannya. Ia juga memiliki ilmu kanuragan yang tinggi, sehingga dapat membunuh musuh tanpa harus menikamnya. Ia juga memiliki ilmu kebal yang membuatnya tidak terluka oleh senjata apapun.
Ki Gede Suropati juga dikenal sebagai seorang ulama yang saleh dan zuhud. Ia sering mengajarkan ajaran Islam kepada rakyat dan membantu mereka dari kesengsaraan akibat penjajahan Belanda dan para tuan tanah yang sewenang-wenang. Ia juga menikahi beberapa wanita dari kerajaan-kerajaan yang ditaklukkannya, seperti Nyi Mas Wedara dari Kerajaan Talaga dan Nyimas Ratu Antrawulan dari Kerajaan Galuh.
Ki Gede Suropati akhirnya menetap di sebuah pedukuhan yang diberi nama Tegalgubug oleh Sunan Gunung Jati. Pedukuhan itu terletak di arah barat daya Cirebon, jauh dari pusat pemerintahan. Di sana, ia membangun sebuah gubug sebagai tempat tinggalnya setelah mencangkul tanah.
Ki Gede Suropati meninggal dunia pada tahun 1530 Masehi dan dimakamkan di Desa Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon. Makamnya menjadi salah satu destinasi ziarah bagi masyarakat sekitar dan para pengagumnya.
Itulah cerita sejarah Ki Gede Suropati, salah satu panglima perang Sunan Gunung Jati yang patut dihormati dan diteladani.
Sumber:
https://radarcirebon.disway.id/read/136712/sejarah-ki-gede-suropati-alias-ki-gede-tegalgubug-panglima-perang-sunan-gunung-jati
https://portalmajalengka.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-834730996/nasib-mengenaskan-dukun-uji-kesaktian-di-makam-ki-gede-suropati-panglima-perang-sunan-gunung-jati?page=2
Recent Comments