Crazy Rich Vietnam Suntik Pabrikan Mobil Listrik 'Sakit' Rp31,5 T
Jakarta, CNN Indonesia —
Konglomerat Vietnam Pham Nhat Vuong mengumumkan akan menyuntikkan dana sekitar US$ 2 miliar atau senilai Rp31,5 triliun (asumsi kurs Rp15.780 per dolar AS) ke VinFast Auto Ltd.
Kucuran dana, yang sebagian besar dari kekayaan pribadinya, tersebut untuk menyelamatkan produsen mobil listrik yang tengah mengalami kesulitan.
Perusahaan induknya, Vingroup JSC, juga menyatakan akan memberikan pinjaman hingga US$1,38 miliar atau setara dengan Rp21,8 triliun kepada VinFast.
Selain itu, Vingroup akan mengonversi pinjaman yang sudah ada ke VinFast Vietnam, sekitar 80 triliun dong, menjadi saham preferen yang berhak atas dividen, guna mengurangi tekanan keuangan jangka pendek yang dialami produsen EV tersebut.
“Vuong dan Vingroup berkomitmen untuk terus mendukung VinFast hingga tahun 2026 jika diperlukan,” ungkap pernyataan resmi dari perusahaan seperti dikutip Bloomberg, Kamis (9/11).
Langkah ini menunjukkan dukungan kuat dari perusahaan bagi VinFast, yang bercita-cita menjadi merek kendaraan listrik global di tengah persaingan ketat dengan produsen otomotif besar dan perusahaan EV dari China yang berkembang pesat.
VinFast menargetkan untuk mencapai titik impas serta keseimbangan arus kas pada akhir tahun 2026. Meski begitu, Vinfast masih berharap dapat memperoleh modal dari sumber lain.
“Dukungan dari Vingroup dan Vuong akan diberikan jika upaya independen ini tidak mencukupi,” lanjut pernyataan tersebut.
Pinjaman baru dari Vingroup akan didanai melalui bisnis mereka, dividen dari anak perusahaan, serta penjualan investasi jika diperlukan.
Dalam wawancaranya dengan Bloomberg TV, Vuong menyatakan kesiapannya untuk mempertaruhkan seluruh kekayaannya demi pertumbuhan VinFast.
Sebelumnya, pada April lalu, Vuong telah menjanjikan tambahan dana minimal US$1 miliar untuk mendukung VinFast, yang mengalami kerugian lebih besar pada kuartal kedua tahun ini setelah memulai pengiriman kendaraan ke AS pada akhir 2022.
VinFast merencanakan ekspansi ke 50 pasar internasional. Meski demikian, perusahaan menghadapi tantangan besar di tengah perlambatan pasar EV global, yang mendorong banyak produsen mobil menurunkan target mereka di sektor ini.
Produsen EV ini mengumumkan rencana pembukaan pabrik di India pada paruh pertama tahun depan, sementara pembangunan pabrik di Indonesia telah dimulai pada Juli. Namun, pembukaan pabrik di North Carolina, AS, ditunda hingga 2028.
“VinFast kini berada dalam fase pertumbuhan, fokus pada peningkatan penjualan di berbagai pasar serta optimalisasi struktur biaya,” ujar pernyataan resmi perusahaan.
(lau/sfr)
Recent Comments