Ekonom perkirakan suku bunga The Fed dipangkas 75-100 bps tahun ini
Jakarta (ANTARA) – Chief Economist Permata Bank Josua Pardede memproyeksikan, suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed berpotensi dipangkas sebesar 75 hingga 100 basis poin (bps) pada tahun ini.
Dengan proyeksi ini, maka suku bunga AS (Fed Funds Rate/FFR) akan berada pada kisaran 3,25-3,5 persen pada akhir tahun 2025 dari posisi saat ini yang berada pada kisaran 4,25-4,5 persen.
“Kalau kita mencermati data inflasi AS terakhir dan data potensi pelemahan tenaga kerja AS ke depannya, memang akan ada potensi ruang penurunan suku bunga di tahun ini. Kami melihat potensi penurunannya sekitar 75 hingga 100 bps di tahun ini,” kata Josua dalam acara “PIER Q1 2025 Economic Review” di Jakarta, Rabu.
Merujuk pada pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell dan pejabat The Fed lainnya, Josua mengingatkan bahwa ruang penurunan FFR masih terbuka meskipun The Fed masih akan melihat bagaimana perkembangan data tenaga kerja dan inflasi ke depan.
Baca juga: Rupiah menguat seiring kesepakatan AS-China turunkan tarif dagang
Di sisi lain, kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan AS terhadap berbagai mitra dagangnya membawa implikasi bagi perekonomian domestik, karena berpotensi mendorong inflasi sekaligus memperlambat pertumbuhan ekonomi AS.
Data terbaru menunjukkan bahwa inflasi tahunan di AS pada April 2025 menurun menjadi 2,3 persen yoy, merupakan level terendah sejak Februari 2021 dan berada di bawah konsensus pasar yang sebesar 2,4 persen.
Josua memandang, data inflasi AS ini juga memberikan sinyal bahwa tanda-tanda pelemahan ekonomi AS sudah berada di depan mata.
Potensi penurunan FFR selanjutnya berimplikasi pada suku bunga di berbagai negara termasuk Indonesia. Josua memperkirakan Bank Indonesia akan memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 50 basis point (bps) pada tahun ini sehingga menjadi berada pada level 5,25 persen pada akhir tahun.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Recent Comments