Ekonom Sebut Dampak Greenflation Tidak Besar Bagi RI
Jakarta, CNN Indonesia —
Peneliti Center of Food, Energy and Suitable Development Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dhenny Yuartha mengatakan inflasi hijau atau greenflation yang disinggung Gibran Rakabuming Raka, tidak berdampak terlalu besar di Indonesia.
Ia mengatakan greenflation terjadi ketika penggunaan energi bergeser dari fosil ke energi hijau. Dalam transisi itu, dibutuhkan cost atau biaya lebih.
“Misalkan kalau kita energinya full listrik, mobil-mobil fosil dihilangkan, itu pasti inflasinya akan muncul di situ,” katanya dalam acara Tanggapan Indef atas Debat Keempat, Senin (22/1).
“Karena pada tahap transisi itu pasi butuh uang yang sangat besar,” imbuhnya.
Ia memprediksi di Indonesia terjadinya greenflation tidak berdampak terlalu besar karena akan diimbangi oleh kebijakan-kebijakan pemerintah.
“Kalau melihat latar belakang kita, sepertinya akan sedikit impact dari greenflation ini,” katanya.
Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto menambahkan saat ini greenflation mungkin masih menjadi isu yang jauh. Namun, pemerintah saat ini bisa mengeluarkan kreasi kebijakan termasuk dengan pemberian insentif.
“Seperti hari ini kan mobil listrik beda budget-nya dengan mobil yang masih berbahan bakar BBM,” katanya.
Istilah greenfllation diungkap cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka. Ia bertanya tentang inflasi hijau (greenflation) kepada cawapres nomor urut 3 Mahfud MD dalam sesi tanya jawab di sesi debat cawapres di Jakarta, Minggu (21/1).
“Bagaimana cara mengatasi greenflation?” tanya Gibran ke Mahfud, tanpa menjelaskan definisi istilah asing tersebut.
Pertanyaan tersebut dijawab Mahfud dengan menjelaskan soal inflasi hijau, ekonomi sirkuler.
(fby/pta)
Recent Comments