ESDM Sebut 500 Ribu Rice Cooker Gratis Hanya untuk Pengguna LPG 3 Kg
Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan 500 ribu rice cooker gratis hanya untuk pengguna LPG 3 kg.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Parada Hutajulu menyebut pihaknya sudah membagikan 342.261 unit rice cooker alias 68,5 persen dari target. Ia menyebut penerima alat masak berbasis listrik (AML) gratis itu paling banyak di wilayah Jawa-Bali sebanyak 192.890 unit alias 56,30 persen.
“Tujuan utama AML ini untuk mengurangi impor LPG yang bersubsidi, khususnya 3 kg, yang melon. Jadi, nanti persyaratannya ada validasi dari kepala desa dan pernyataan menggunakan LPG 3 kg. Kalau teman-teman sudah menggunakan 12 kg, ya tentu belum jadi sasaran utama,” tutur Jisman dalam Konferensi Pers ESDM di Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta Selatan, Kamis (18/1).
Jisman mengatakan warga miskin di Jawa-Bali paling banyak mendapatkan rice cooker gratis karena sistem listrik yang memadai. Ia menegaskan ini sudah melalui perhitungan matang agar tidak terjadi masalah kelistrikan di kemudian hari.
Selain di Jawa-Bali, ESDM sudah menyalurkan 61.040 unit rice cooker atau 17,82 persen di Sumatra, 35.307 unit (10,30 persen) di Kalimantan, 36.648 unit (10,70 persen) di Sulawesi. Lalu, 7.459 unit atau 2,18 persen di Nusa Tenggara, 5.640 unit (1,65 persen) di Maluku, dan 3.637 (1,06 persen) sisanya dibagikan untuk warga Papua.
“Kita lagi menyiapkan sekarang ini lagi posisi pengiriman, kita harapkan di akhir Januari 2024 selesai dan sudah diterima saudara-saudara kita yang sudah kita tetapkan,” ucap Jisman.
Nantinya, Kementerian ESDM bakal mengevaluasi pembagian AML gratis tersebut. Apakah 500 ribu unit yang diberikan kepada warga Indonesia itu efektif menekan penggunaan LPG atau tidak.
Jisman menyebut para penerima sudah terdata melalui ID pelanggan listrik. Sehingga Ditjen Ketenagalistrikan ESDM bisa menghitung bagaimana dampak pemberian ESDM terhadap peningkatan penggunaan listrik pelanggan.
“Nanti akan ada evaluasi, kita lagi siapkan bagaimana masyarakat merespons pemberian ini. Ini kan pemberian berdasarkan ID pelanggan, Kwh meter tercatat, nanti akan terlihat rekening penggunaan listriknya naik atau tidak. Lalu, dikonversi ke kekurangan memasaknya dan disetarakan penggunaan energi melalui LPG. Dari situlah kita dapatkan program ini sukses atau tidak,” tandas Jisman.
(skt/agt)
Recent Comments