Hipmi harap paket stimulus dongkrak daya beli dan ekonomi nasional
Kebijakan ini patut diacungi jempol. Terlebih, data-data yang ada, menunjukkan bahwa ekonomi sedang tidak baik-baik saja.
Jakarta (ANTARA) – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) berharap paket stimulus yang diterbitkan pemerintah mampu mendorong peningkatan daya beli masyarakat dan menjaga pertumbuhan ekonomi nasional agar tetap stabil.
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Akbar Himawan Buchari mengapresiasi gerak cepat pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.
“Kebijakan ini patut diacungi jempol. Terlebih, data-data yang ada, menunjukkan bahwa ekonomi sedang tidak baik-baik saja,” kata Akbar dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru, kata Akbar, terjadi deflasi sebesar 0,37 persen pada Mei 2025. Ini menjadi deflasi yang ketiga setelah Januari 0,76 persen, dan Februari 0,48 persen.
Menurut Akbar, deflasi merupakan penurunan daya beli masyarakat. Hal ini sesuai dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang turun dari 108,47 pada April menjadi 108,07 pada Mei 2025.
“Masyarakat masih menahan belanja. Karena apa, saya belum bisa memastikan. Apakah menunggu sampai ekonomi dirasa benar-benar pulih, atau memang tidak ada uang untuk dibelanjakan,” ujarnya lagi.
Namun, Akbar menilai, paket stimulus senilai Rp24,44 triliun bisa menjadi pendorong daya beli masyarakat. Terlebih, ujarnya lagi, momentum untuk liburan anak sekolah sehingga industri pariwisata bisa mendapat multiplier efeknya.
“Stimulus yang diberikan berupa diskon moda transportasi, tarif tol, dan subsidi upah. Stimulus ini bernuansa agar mobilitas masyarakat tetap tinggi saat libur sekolah,” kata Akbar pula.
Meski menjadi berkah tersendiri bagi industri pariwisata, Akbar tidak langsung lega. Sebab, menurutnya, paket stimulus ini merupakan upaya jangka pendek, sementara ekonomi global masih belum pasti kapan akan pulih.
“Saya ingat betul, Bu Menkeu (Menteri Keuangan Sri Mulyani) di DPR pernah bilang ‘ekonomi dunia akan terus dibayang-bayangi ketidakpastian. Sementara paket stimulus ini hanya diberikan untuk bulan Juni dan Juli,” ujar Akbar.
Menurutnya, perlunya penerbitan instrumen jangka panjang. Seperti insentif yang dapat menciptakan aktivitas ekonomi baru serta mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi ekonomi.
Akbar mendorong perbaikan iklim investasi secara menyeluruh dengan deregulasi masif, sehingga arus investasi meningkat, lapangan kerja terbuka luas, dan penyerapan tenaga kerja dapat tumbuh secara signifikan.
Baca juga: Ekonom: Deflasi Mei hanya peringatan ekonomi belum kembali normal
Baca juga: Celios usul insentif pemangkasan tarif PPN di Juni guna dorong ekonomi
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Recent Comments