Keuangan Goyang Usai Mogok Kerja, Boeing Bakal PHK 17 Ribu Pegawai
Jakarta, CNN Indonesia —
Produsen pesawat asal Amerika Serikat Boeing akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 17 ribu orang atau 10 persen dari total karyawannya di seluruh dunia.
Keputusan itu diambil menyusul keuangan perusahaan yang goyang. Boeing mengalami hal itu karena aksi mogok kerja 33 ribu pegawai yang berbuntut pada penghentian produksi pesawat 737 Max, 767, dan 777.
“Kami mengatur ulang tingkatan tenaga kerja kami untuk menyesuaikan pada kenyataan keuangan dan agar lebih fokus pada sejumlah prioritas,” kata CEO Boeing Kelly Ortberg, Jumat (11/10) dilansir Reuters.
“Dalam beberapa bulan ke depan, kami berencana mengurangi jumlah pekerja kami sekitar 10 persen,” lanjutnya.
Ortberg juga memastikan Boeing menunda peluncuran 777X ke 2026. Selain karena persoalan sertifikasi, pesawat baru itu harus ditunda karena uji terbang terhenti dan pekerjaan terhenti.
Mereka juga akan menghentikan program kapal barang 767 pada 2027. Boeing akan menyelesaikan dan mengirim 29 pesawat barang yang telah dipesan. Akan tetapi, produksi tanker KC-46A akan dilanjutkan.
Selain itu, Boeing juga berencana mencabut kebijakan merumahkan karyawan. Kebijakan diumumkan pada September.
Manajer ekuitas Great Hill Capital Thomas Hayes menilai langkah besar Boeing ini berpotensi mengakhiri aksi mogok serikat pekerja. Pengumuman yang disampaikan lewat email itu dinilai akan memberi tekanan terhadap para pegawai untuk menyetop aksi.
“Para pekerja yang mogok yang sementara ini tidak mendapat gaji tidak mau menjadi pengangguran yang tidak mendapatkan gaji secara permanen,” ucap Hayes.
“Saya memperkirakan aksi mogok akan berakhir dalam sepekan karena para pekerja tidak mau masuk ke daftar 17 ribu orang yang di-PHK,” lanjutnya.
Boeing mengalami masalah finansial dan hubungan dengan para karyawannya dalam beberapa waktu terakhir. Mereka mencatat kerugian US$5 miliar atau sekitar Rp77,8 triliun pada kuartal III 2024.
Boeing menaksir pendapatan mereka sekitar US$17,8 miliar pada 23 Oktober. Angka itu sebenarnya sudah merupakan kerugian sekitar US$9,97 per saham. Boeing pun mengharapkan arus kas negatif yang lebih baik dari perkiraan sekitar US$1,3 miliar.
(dhf/end)
Recent Comments