Mengintip Kekayaan Nikel RI di Tengah Debat Lembong dan Luhut Cs
Jakarta, CNN Indonesia —
Isu hilirisasi energi, termasuk bahan baku nikel, ramai diperbincangkan usai jadi topik bahasan dalam debat keempat Pilpres 2024 pada Minggu (21/1) silam.
Pemerintah memang selalu menggaungkan agar hilirisasi energi digenjot, termasuk pada produk tambang agar Indonesia tak lagi menjual bahan mentah di pasar internasional.
Indonesia memiliki peran penting dalam pasokan nikel dunia. Apalagi, saat ini seluruh negara tengah berupaya beralih ke kendaraan listrik yang baterainya berbahan baku nikel.
Pemilik cadangan nikel diuntungkan dengan tren ini lantaran permintaan mineral tersebut pasti meningkat. Indonesia diakui sebagai negara pemilik cadangan nikel terbesar di dunia.
Berdasarkan Booklet Tambang Nikel 2020 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan nikel RI mencapai 72 juta ton. Total cadangan ini mencakup cadangan nikel kadar rendah (limonite) dan kadar tinggi (saprolit).
Data tersebut menunjukkan 72 juta ton ini merupakan 52 persen dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 140 juta ton.
Namun, Indonesia bukan satu-satunya negara yang dianugerahi cadangan nikel melimpah. Australia, Brazil, China hingga Kanada juga punya cadangan nikel besar. Kendati demikian, cadangan mereka jauh di bawah RI.
Tak cuma digdaya perihal cadangan, Indonesia juga menjadi produsen nikel nomor wahid sejagat raya. Dari total produksi nikel dunia yang tembus 2,7 juta ton di 2019, Indonesia masih di urutan pertama soal produksi mineral tambang ini.
Hal itu dapat dilihat dari laporan United States Geological Survey (USGS) 2020.
Berikut pemetaan produksi nikel dunia pada 2019 berdasarkan USGS 2020:
– Total produksi dunia: 2,7 juta ton
– Indonesia: 800 ribu ton
– Filipina: 420 ribu ton
– Rusia: 270 ribu ton
– Kaledonia Baru: 220 ribu ton
– Australia 180 ribu ton
– Kanada 180 ribu
– China 110 ribu ton
– Brazil 67 ribu ton
– Kuba 51 ribu ton
– Amerika Serikat 14 ribu ton
– Negara lain: 370 ribu ton
(del/agt)
Recent Comments