Menyambung Tali silaturahmi dengan sahabat-sahabat Orang Tua
Lebaran tahun ini (1437 H), sungguh pengalaman yang sangat berharga buat saya pribadi, melalui mudik lebaran 2016, saya beserta keluarga diijinkan untuk bertemu dengan orang tua dan sanak famili di cirebon. Amazing moment, betapa tidak. tahun ini kami masih diliputi oleh suasana ketiadaan almarhum ayahanda tercinta. Alhamdulillah ibunda masih diijinkan bersama kami, sungguh karunia yang sangat berharga buat kami, doa dan keridhoannya menjadi obat buat kami anaknya.
Pernah dengar hadits dalam sahih muslim 4629 disebutkan sbb : Sesungguhnya kebajikan yg utama ialah apabila seorang anak melanjutkan hubungan (silaturrahim) dgn keluarga sahabat baik ayahnya. [HR. Muslim No.4629].
Hadits Muslim No.4629 Secara Lengkap :
“Telah menceritakan kepadaku [Abu Ath Thahir Ahmad bin ‘Amru bin Sarh]; Telah mengabarkan kepada kami [‘Abdullah bin Wahb]; Telah mengabarkan kepadaku [Sa’id bin Abu Ayyub] dari [Al Walid bin Abu Al Walid] dari [‘Abdullah bin Dinar] dari [‘Abdullah bin ‘Umar] dia berkata; “Seorang laki-laki desa bertemu dengannya di salah satu jalan di kota Mekkah. Lalu ‘Abdullah memberi salam kepadanya dan menaikkannya ke atas keledai yang dikendarainya, dan diberinya serban yang sedang dipakainya di kepala.” Kata Ibnu Dinar; “Maka kami berkata kepada ‘Abdullah bin ‘Umar; ‘semoga Allah ta’ala membalas kebaikan Anda. Sesungguhnya orang desa itu lebih suka yang sederhana.” Jawab ‘Abdullah; “Bapak orang ini adalah sahabat baik ‘Umar bin Khaththab. Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya kebajikan yang utama ialah apabila seorang anak melanjutkan hubungan (silaturrahim) dengan keluarga sahabat baik ayahnya.”
Pesan ibunda pada saat lebaran 2016 ini adalah, tolong kunjungi sahabat-sahabat ayah yang dahulu menjadi teman akrabnya. Perjalanan waktu pun dimulai, saya kembali mengingat sahabat-sahabat ayahanda tercinta, dimulai dari guru ngaji saya waktu di pondok pesantren, alhamdulillah beliau masih ada dan masih kuat untuk diajak bicara, walaupun kondisi fisiknya sudah agak berat karena usia yang sudah mencapai umur 70an.
Kyai Haji Badrudin, nama beliau, alhamdulillah beliau masih mengingat saya dan bercerita banyak mengenai kondisi pesantren saat ini dan sepeninggal almarhum ayah.
Waktu terus berlalu, teman-teman, umur siapa sangka dan siapkah kita untuk menghadapinya. Kullu nafsi dzaiqotul maut, Setiap yang bernyawa pasti menemui ajalnya.
Jakarta, 5 Syawal 1437 H
Recent Comments