OJK sebut kepemilikan asing di obligasi pemerintah naik per Mei 2025
Jakarta (ANTARA) – Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menuturkan bahwa kepemilikan investor asing pada obligasi dan sukuk pemerintah per Mei 2025 meningkat secara tahunan maupun tahun kalender.
Ia menyatakan bahwa berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total kepemilikan obligasi dan sukuk pemerintah (government bond and sukuk) mencapai Rp6.344,07 triliun per 27 Mei 2025, dengan kepemilikan didominasi oleh investor domestik.
“Kepemilikan investor asing atas government bond atau sukuk tersebut tercatat sebesar Rp923,75 triliun, atau 14,56 persen dari government bond atau sukuk outstanding,” ucap Inarno Djajadi di Jakarta, Selasa.
Secara tahunan, ia mengatakan bahwa angka tersebut tumbuh 14,47 persen year-on-year (yoy) dari Rp806,97 triliun, atau 14,05 dari government bond dan sukuk outstanding, pada Mei 2024.
Ia menyampaikan bahwa kepemilikan asing atas obligasi dan sukuk pemerintah pada Mei 2025 juga naik 5,37 persen secara tahun kalender (year-to-date/ytd) dari Rp876,64 triliun, atau 14,52 persen dari government bond dan sukuk outstanding, per Desember 2024.
Terkait obligasi maupun sukuk korporasi, Inarno mengungkapkan bahwa total outstanding obligasi maupun sukuk korporasi di Indonesia tercatat sebesar Rp528,69 triliun per 27 Mei 2025, yang kepemilikannya didominasi oleh investor domestik.
Ia menyampaikan bahwa kepemilikan investor asing atas obligasi maupun sukuk korporasi tercatat hanya sebesar Rp6,22 triliun, atau 1,18 persen dari total obligasi maupun sukuk korporasi per 27 Mei 2025.
Ia menuturkan bahwa jumlah tersebut menurun secara tahunan sebesar 36,14 persen yoy dari Rp9,74 triliun, atau 1,90 persen dari total obligasi maupun sukuk korporasi, pada Mei 2024.
“Sedangkan secara ytd (tahun kalender) juga tercatat turun (sebesar 11,52 persen) karena kepemilikan asing per Desember 2024 Rp7,03 triliun, atau 1,36 persen dari total obligasi maupun sukuk korporasi (saat itu),” ujar Inarno.
Baca juga: OJK ungkap 416 emiten cetak pertumbuhan kinerja di kuartal I 2025
Baca juga: OJK catat 22 penerbitan obligasi hijau senilai Rp36 triliun
Baca juga: BNI Sekuritas nilai permintaan SBN berdenominasi rupiah akan meningkat
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Recent Comments