Pembaca VICE Berbagi Penyesalan Terbesar Mereka di 2023
Fot oleh Verne Ho via Unsplash
“Enggak bisa mempersiapkan UTBK, jadinya gagal”
Aku ikut UTBK (Ujian Tertulis Berbasis Komputer) harapannya bisa keterima di Universitas Negeri Malang. Tapi aku enggak lolos dan harus gap year. Aku mau coba lagi tahun depan, semoga aja keterima. — Al Farrell, 18 tahun
“Enggak pulang Lebaran”
Lebaran kemarin gue disuruh pulang sama ortu, tapi gue milih hal lain karena pengen ngerasain lebaran sendiri. Di samping itu, gue harus kerja di luar kota sambil kuliah jadi ada alasan enggak ikut lebaran yang kesannya monoton. Biasanya keluarga gue lebaran misah-misah. Eh, ternyata lebaran kemarin lengkap di rumah. Kalau tahu gitu kan gue ikut lebaran bareng keluarga. — Dhika, 25 tahun
“Mempromosikan penipuan”
Ada akun personal yang nge-DM nawarin aku promosiin Corkcicle dagangannya. Katanya, aku bakal dikasih botol gratis sebagai imbalannya. Temanku tadinya ada yang mau beli, tapi lama-lama dia enggak yakin karena harganya miring banget. Terus dia cari “namira corkcicle” di X dan ketemu thread yang bilang kalau orderannya sudah dua bulan enggak dikirim-kirim. Uang orang itu baru di-refund setelah dia ancam mau viralin kasusnya. Aku sendiri lagi spam chat orangnya supaya balikin uang teman-temanku yang udah beli. Janjinya hari ini (Jumat), tapi belum ada kabar lagi. — Nana, 25 tahun
“Setengah tahun enggak ngobrol sama nyokap, padahal kangen banget”
Prestasiku turun drastis setelah Papa meninggal 2012 lalu. Aku kecewa sama keluarga, sama keadaan juga, sampai lama-lama aku jadi bandel. Aku pernah enggak naik kelas dua kali pas SMA, padahal dulu banget aku anak berprestasi. Mama lalu pindahin aku ke Blora supaya bisa mengulang studi di sana.Aku sakit-sakitan selama tiga tahun di Blora. Sakit jantung lah, asma lah, ada-ada saja penyakitnya. Mama sabar banget membiayai semuanya. Setelah lulus, aku pindah ke Jakarta buat coba peruntungan. Sampai ada satu momen Mama telepon bahas soal utang budi. Di situ posisinya aku lagi capek jadi emosian, sampai keluar kata-kata yang bikin Mama sakit hati. Sejak itu aku enggak berani kontak langsung karena Mama enggak mau telepon. Aku kangen Mama, tapi takutnya Mama masih sakit hati. — Sifan, 22 tahun
“Udah enggak pernah kontak teman lama, tahu-tahu dapat kabar dia meninggal”
Kami berteman waktu sama-sama bekerja di daerah Sumatra 2007-2010. Dia kariernya bagus banget, bisa apa aja, dan semua yang dia pegang tereksekusi dengan baik. Profil medsosnya juga bikin orang kagum sekaligus iri. Pokoknya hidup dia terlihat sempurna.Sampai dua hari lalu, aku dapat kabar dia meninggal di RS. Aku kaget karena dia enggak pernah posting apa-apa tentang penyakitnya. Emang sih di foto-fotonya dia kelihatan kurusan, tapi aku kira dia diet atau rajin olahraga. Kalau saja aku iseng tanya kabarnya, kan seenggaknya aku bisa kasih support dari jauh selama dia sakit. — Aliet, 37 tahun
“Enggak pernah angkat telepon Mama”
Mamaku meninggal Oktober kemarin. Mama satu-satunya orang yang selalu nelponin aku biar aku enggak pulang kemalaman, nyuruh makan, nanyain aku lagi di mana, dan bangunin aku pagi-pagi. Tapi aku sering enggak angkat teleponnya karena merasa Mama cerewet banget.Mama sempat telepon aku sebelum masuk rumah sakit. Mama bilang kangen tidur bareng aku, tapi aku malah bilang capek mau istirahat. Besoknya Mama cuci darah, terus kondisinya ngedrop dan harus dirawat. Mama meninggal hari keempat di RS. Aku nyesel senyesel-nyeselnya karena enggak pernah angkat telepon Mama dan selalu kesal kalau disuruh cepat-cepat pulang. Sekarang udah enggak ada lagi yang nelponin dan cerewetin aku. — Tia, 31 tahun
Recent Comments