Penentuan Awal 1 Ramadhan 1437 H
Salah satu kegiatan yang sudah sering dilakukan dalam rangka memulai awal ramadhan adalah menentukan awal 1 Ramadhan dengan melakukan rukyat, yaitu aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya konjungsi. Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik (teleskop). Rukyat dilakukan setelah matahari terbenam. Hilal hanya nampak setelah matahari terbenam atau waktu magrib, karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibandingkan dengan cahaya matahari, serta ukurannya yang sangat tipis.
Pada pemantauan penampakan hilal dari beberapa lokasi dalam rangka penentuan awal 1 Ramadhan 1437 H pada tanggal 5 Juni 2016 dengan informasi sebagai berikut :
- Pemantauan penampakan hilal di atas gedung Mall GTC Makassar yang dilakukan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kab. Gowa, terhalang cuaca mendung. Sebelumnya, sempat terjadi hujan sempat mengguyur kota Makassar.
- Peneliti bernama Cecep Nurwendaya mengatakan posisi hilal sekitar pukul 17.30 WIB sudah cukup tinggi. “Ketinggian hilal antara 2,4 derajat sampai 4 derajat. Wilayah Indonesia ketinggiannya cukup maksimal. Pengamatan sejauh ini sudah cukup tinggi,” kata Cecep di lokasi sidang isbat di Kantor Kementerian Agama, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (5/6/2016).
- Hilal telah nampak di 93 titik
Dari hasil tersebut dan berdasarkan siaran pers Kementrian Agama RI, maka tanggal 6 Juni 2016 disepakati sebagai awal 1 Ramadhan 1437 H.
Demikian hasil sidang Isbat Kementrian Agama RI pada tanggal 5 Juni 2016 Pukul 19:02.
Selamat menunaikan ibadah puasa ya mas..
salam…