Pesan Mensos Gus Ipul kepada Kepala Sekolah Rakyat saat Retret
TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Sosial menggelar pembekalan kepada kepala sekolah rakyat selama lima hari, mulai Senin 16 Juni hingga 20 Juni 2025. Pada penyelenggaraan retret hari ini, sebanyak 53 kepala sekolah mengikuti pembekalan.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyoroti pentingnya peran kepala sekolah dalam menjalankan program ini. Ia menekankan empati sebagai kunci keberhasilan.
“Saya betul-betul berharap para kepala sekolah bisa memainkan perannya dengan baik. Yang pertama dibutuhkan adalah empati, di mana ada kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dialami orang lain, termasuk memahami perasaan, pikiran dan perspektif mereka, serta bagaimana posisi sosial yang memengaruhi mereka,” ungkapnya dalam Retret Kepala Sekolah Rakyat di Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Marga Guna, Jakarta Selatan pada Selasa 17 Juni 2025.
Retret hari ini diikuti 53 kepala sekolah. Pada tahap pertama, Sekolah Rakyat akan dibangun di 100 titik lokasi dengan total sekitar 9.730 siswa dan 4.944 tenaga kependidikan yang terlibat. “Awal bulan depan, retret tahap kedua untuk 1.514 guru dan 600 guru agama akan dimulai,” tuturnya.
Ia menyebut Sekolah Rakyat hadir untuk mengakomodasi mereka yang selama ini tertinggal. “Mereka yang tidak terbawa dalam proses pendidikan reguler. Pendekatannya khusus dengan kebijakan khusus. Mereka akan diperlakukan sesuai kebutuhannya, bukan diperlakukan sama,” ujarnya.
Gus Ipul menegaskan komitmen pemerintah melalui program Sekolah Rakyat untuk menghadirkan pendidikan berkualitas bagi anak-anak keluarga miskin dan miskin ekstrem di Indonesia.
“Yang dua berangkat sekolah, yang lima berangkat memulung, sebagian lagi bermain di tumpukan sampah di lingkungan yang tidak sehat,” ujarnya. Kondisi ini menjadi latar belakang lahirnya Sekolah Rakyat yang berasrama dan menyediakan lingkungan belajar berkualitas.
Gus Ipul menegaskan bahwa inisiatif ini berasal dari Presiden Prabowo yang menyatakan bahwa negara harus hadir untuk memuliakan orang miskin. Sekolah Rakyat dirancang untuk memutus mata rantai kemiskinan antargenerasi dengan memberikan akses pendidikan yang merata dan bermutu. “Indonesia emas 2045 tidak akan berhasil tanpa keterlibatan wong cilik,” katanya.
Program Sekolah Rakyat ini diatur dalam Inpres Nomor 8 Tahun 2025 tentang penuntasan kemiskinan ekstrem, yang menempatkan Kementerian Sosial sebagai penanggung jawab utama, dan melibatkan berbagai kementerian dan pemerintah daerah. Pendekatan yang diterapkan adalah pendekatan khusus yang mengedepankan data tunggal sosial ekonomi nasional (DTSEN) untuk memastikan sasaran yang tepat.
Program ini juga dilengkapi dengan sistem pendampingan dan pemetaan kemampuan siswa tanpa tes akademik sehingga pendidikan dapat diakses oleh semua anak tanpa terkecuali. Adapun fasilitas sekolah akan berupa sekolah unggulan berasrama dengan teknologi pendidikan mutakhir, laboratorium, perpustakaan, dan sarana olahraga yang memadai.
Salah satu aspek penting dari Sekolah Rakyat adalah pemberdayaan orang tua siswa. Pemerintah menginisiasi serangkaian program untuk para orang tua yang menurut Gus Ipul berada di bawah kemiskinan ekstrem. “Anaknya sekolah, orang tuanya nanti akan diberdayakan dengan pelatihan-pelatihan, bantuan modal, dan lain sebagainya. Sementara rumahnya akan diperbaiki,” tegasnya.
Recent Comments