Retret Kepala Daerah Gelombang Kedua Resmi Dibuka, Perkuat Jejaring dan Kolaborasi
INFO NASIONAL – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian membuka Retret Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Gelombang Kedua Tahun 2025 di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin, 23 Juni 2025. Pembukaan yang digelar di Balairung Rudini itu turut dihadiri Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Ace Hasan Syadzily dan pejabat lainnya, para peserta retret yang mengenakan seragam Komcad, serta praja IPDN.
Mendagri mengatakan, digelarnya Retret Kepala Daerah bertujuan untuk memperkuat jejaring antarkepala daerah. “Misi kita yaitu untuk para kepala daerah mampu menyamakan persepsi, kesamaan visi, memiliki jaringan, membangun network di antara rekan-rekan peserta, itu bisa dilaksanakan.” Selain itu, lanjut dia, Retret juga dapat memupuk rasa nasionalisme dan menjaga kesatuan bangsa.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto menambahkan, dalam pembukaan itu, Mendagri Tito fokus kepada penjelasan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dari kepala daerah. “Jangan sampai kepala daerah tidak memahami, lupa,” kata dia. Seorang kepala daerah, lanjut Bima, harus bekerja penuh waktu. Retret, menurut dia, membuat pemerintah daerah sejalan dengan pemerintah pusat.
Bima pun mengakui, telah terlihat hasil dari Retret Gelombang Kesatu. “Kami lihat secara langsung sinergi antara kota/kabupaten dengan gubernurnya, kerja sama lintas provinsi, lintas kota/kabupaten,” kata dia.
Kemendagri, lanjut Bima, telah menerima laporan masuk bahwa pasca Retret mereka bisa membuka peluang untuk kolaborasi. “Baik ketika bencana maupun untuk memaksimalkan rencana untuk meningkatkan pendapatan daerah.”
Dengan keberhasilan Retret Kepala Daerah Gelombang Kesatu dan Gelombang Kedua yang sedang berjalan, Kemendagri pun berencana membuat Retret untuk Sekretaris Daerah (Sekda). Rencana itu sesuai dengan arahan Presiden prabowo Subianto yang ingin memastikan bahwa ada koordinasi yang rapih dan pemahaman dengan regulasi supaya terjadi sinergi dan akselerasi.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian bersama Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto, saat Press Conference Retret Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Gelombang II Tahun 2025 di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin, 23 Juni 2025. TEMPO/Hendy Mulia
“Birokrat paling senior itu Sekda, yang menjadi implementator dari program-program nasional dan wilayah itu Sekda. Sekda ini harus nyambung dan sinergi dengan kepala daerah. Sekda ini juga harus punya pemahaman yang di atas kertas, lebih luas dari kepala daerah. Kepala daerah itu lebih ke politis sementara sekda birokrat karier,” tutur Bima.
Dia pun memastikan semua anggaran Retret dialokasikan sesuai kebutuhannya dan tidak berlebihan. “Kita kembalikan lagi kepada target-targetnya. Artinya angka yang dikeluarkan sepadan atau jauh lebih kecil dari manfaat yang didapat.”
Adapun pada Retret Gelombang Kedua, Bima memastikan anggaran tidak lebih dari Rp 500 juta. “Menghemat sekali. Angka jauh dari gelombang Kesatu karena banyak penghematan dan di IPDN ini memang aset Kemendagri.”
Rencana Retret Sekda, kata dia, memang cocok di Magelang tetapi Bima memastikan Kemendagri akan memperhatikan efisiensi. “Yang paling penting bagaimana koordinasi antara kepala daerah dan Sekda ke depannya membuat sistem pemerintahan di daerah berjalan lebih efektif dan efisien.”
Dimulai dengan Senam
Para peserta Retret Kepala Daerah Gelombang Kedua mengikuti kegiatan senam pagi di Lapangan Parade Kampus IPDN Jatinangor di hari kedua pelaksanaan. Secara umum para peserta telah siap mengikuti rangkaian materi.
Materi Retret Gelombang Kedua ini sama dengan Retret Kepala Daerah Gelombang Pertama yang dilaksanakan di Magelang pada Februari lalu. Materi tersebut meliputi Ketahanan Nasional dan Wawasan Kebangsaan, Asta Cita, program kementerian dan lembaga, tugas dan fungsi kepala daerah, kepemimpinan dan komunikasi politik, serta team building.
Bima Arya mengatakan, jumlah peserta yang hadir pada Retret kali ini sebanyak 84 kepala daerah dan wakil kepala daerah. Adapun sembilan lainnya tidak hadir, dengan rincian enam kepala daerah izin sakit, satu izin kedukaan, dan dua lainnya menunggu prosesi pelantikan.
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Ace Hasan Syadzily, bersama Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto dan pejabat lainnya, saat Press Conference Retret Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Gelombang II Tahun 2025 di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin, 23 Juni 2025. TEMPO/Hendy Mulia
Dalam materi pertama, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) TB Ace Hasan Syadzily mengingatkan kepala daerah pentingnya memiliki kewaspadaan nasional di tengah dinamika geopolitik global. Pemahaman ini perlu dimiliki kepala daerah agar dapat menyusun kebijakan secara tepat, salah satunya dengan memperhatikan Asta Cita yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, termasuk kebijakan efisiensi anggaran.
Materi yang disampaikan lebih menekankan pada situasi geopolitik global dan dampaknya terhadap ketahanan nasional serta kondisi di daerah. Materi ini penting karena tidak ada kebijakan, termasuk di daerah, yang tidak terdampak oleh situasi geopolitik global.
Beberapa dinamika isu global yang penting diperhatikan oleh para kepala daerah, seperti kenaikan tarif resiprokal yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. “Sedikit banyak akan mempengaruhi terhadap misalnya industri, beberapa industri di kita, terutama misalnya soal industri garmen, industri tekstil, industri kayu, dan lain sebagainya,” ujar dia.
Kondisi ini perlu diantisipasi oleh setiap daerah dengan langkah serius, salah satunya melalui diversifikasi produk sesuai karakteristik masing-masing daerah. Selain itu, perlu juga memperkuat sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar berdaya saing di tengah situasi global saat ini.
Ace Hasan juga menyampaikan isu terbaru terkait perang antara Iran dan Israel yang berdampak terhadap situasi global, salah satunya terhadap harga minyak. Dia pun menekankan kepada peserta Retret pentingnya terus memperkuat kemampuan ekonomi dalam negeri. Bila kemampuan tersebut dimiliki, maka Indonesia diyakini dapat melewati dinamika situasi global dengan baik.
Kepala daerah kemudian diminta menjaga kekompakan, termasuk dengan pemerintah pusat. “Harus menjaga kekompakan, menjaga persatuan, dan memastikan agar semua ada dalam satu kekompakan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.” (*)
Recent Comments