Sebelum Sebut Presiden Boleh Memihak, Jokowi Pernah Akui Tak Netral
TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi baru-baru ini menyatakan Presiden dapat berkampanye dan memihak dalam Pemilu. Ungkapan kepala negara boleh tak netral sebenarnya pernah disampaikan Jokowi jauh-jauh hari.
Pada Mei 2023 lalu, pihaknya menyatakan tidak akan netral dalam Pilpres 2024. “Saya harus cawe-cawe,” kata Jokowi saat berbincang-bincang dengan para pemimpin media massa di Istana Merdeka, Senin, 29 Mei 2023.
Jokowi mengklaim langkah ikut campur dalam urusan Pilpres dilakukan untuk kepentingan negara, bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan. Menurut dia, keputusan tersebut untuk negara dan bukan kepentingan praktis.
Jokowi menjamin aparatnya tak akan salah menafsirkan pernyataannya untuk bertindak mendukung salah satu calon. “Saya tidak sekasar itu dan saya tahu berpolitik yang baik,” kata Jokowi.
Jelang pencalonan capres, Jokowi kala itu memang kerap memberikan sinyal dukungan terhadap dua kandidat yang akan maju pada Pilpres 2024, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Dalam pidato di hadapan relawannya, Jokowi sempat memberikan kriteria calon pemimpin yang baik. Antara lain berambut putih dan wajah berkerut karena memikirkan rakyat. Ciri ini dikaitkan dengan Ganjar.
Sinyal dukungan Jokowi kepada Prabowo juga terlontar jelas saat keduanya menghadiri acara HUT Partai Perindo pada 7 November 2022. Saat itu, Presiden menceritakan pengalamannya menjabat Wali Kota Solo dua periode, lalu Gubernur DKI Jakarta selama 2 tahun, dan memenangkan 2 kali Pilpres.
Iklan
Menurut dia, Pemilu 2024 adalah giliran Prabowo untuk memenangkan pertarungan. “Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo,” ujar Jokowi saat itu yang langsung disambut dengan riuh tepuk tangan peserta yang hadir.
Jokowi juga sempat dianggap berupaya menduetkan Ganjar dan Prabowo saat mengajak keduanya panen padi di Desa Lenjer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, pada awal Maret 2023. Tetapi rencana tersebut kandas setelah PDIP dan Gerindra menolak opsi untuk mengisi posisi cawapres. Kedua belah pihak ingin kandidatnya diusung sebagai capres.
Ungkapan Jokowi akui cawe-cawe juga menuai polemik. Untuk menekan huru-hara, Jokowi kemudian mengundang para bakal capres, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto, untuk santap siang di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Senin, 30 Oktober 2023. Dalam pertemuan itu, Jokowi membahas sikap netralitas pemerintah di Pilpres 2024.
“Tadi beliau (Jokowi) sampaikan bahwa beliau memang mengumpulkan pejabat, gubernur, bupati, dan bahkan akan ngumpulkan TNI, polisi, dan semua aparat untuk netral,” kata Anies seusai makan siang dengan Presiden.
DANIEL A. FAJRI | BUDI SETYARSO | RENO EZA | SULTAN ABDURRAHMAN
Pilihan Editor: Soal Presiden Memihak, Stafsus Bilang Jokowi Hanya Jelaskan Aturan Main
Recent Comments