Tak Berdarah Asli Betawi, Rano Karno Merasa Bangga Jadi Orang Jakarta
TEMPO.CO, Jakarta – Calon wakil gubernur (cawagub) Jakarta nomor urut 3 Rano Karno merasa bangga menjadi orang Jakarta meski banyak orang meragukan garis keturunannya. Rano menyampaikan hal itu pada konferensi pers debat perdana calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Ahad malam, 6 Oktober 2024.
“Ibu saya Betawi, bapak saya Padang. Tapi saya bangga menjadi orang Jakarta,” kata Rano seperti dikutip dari Antara.
Politikus PDIP yang akrab disapa Bang Doel itu menyebutkan seniman legendaris Benyamin Sueb, yang terkenal sebagai tokoh Betawi, juga bukan asli berdarah Betawi.
“Benyamin itu nama bapaknya Sukirman. Bapaknya dari Purworejo (Jawa Tengah). Lalu kawin sama anaknya Haji Ung. Artinya, kalau sekarang kita cari nama asli Betawi, mungkin sudah susah,” ujar Rano.
Rano mengungkapkan hal itu menanggapi banyaknya komentar masyarakat di media sosial mengenai garis keturunannya. Banyak orang mengatakan, meskipun terkenal dengan perannya sebagai Doel di sinetron Si Doel Anak Sekolahan, Rano bukanlah orang asli Betawi.
Nama Rano Karno terkenal dari kariernya di dunia hiburan. Kariernya dimulai saat dia masih muda dengan mendapatkan peran di film Malin Kundang (Anak Durhaka) pada 1971. Namanya dikenal setelah menjadi pemeran utama film Si Doel Anak Betawi (1972). Rano pun kembali memerankan tokoh Si Doel di sinetron Si Doel Anak Sekolahan pada 1994 hingga 2003 yang dia produseri sendiri.
Perannya sebagai Si Doel pun masih melekat di hati masyarakat, bahkan film-film Si Doel pun masih ditayangkan di layar kaca dan telah diangkat ke layar lebar dengan judul Si Doel: The Movie (2018) dan Si Doel the Movie 2 (2019).
Gagasan Rano Karno untuk Memperkuat Identitas Budaya Betawi
Dalam debat perdana Pilgub Jakarta, Rano menyampaikan gagasannya tentang strategi memperkuat identitas budaya Betawi berbasis komunitas dan ruang kreatif agar tidak punah.
“Ujung dari hasil kebudayaan harus ada tempat melestarikannya. Diperlukan lah balai rakyat, diperlukan lah Taman Ismail Marzuki,” kata Rano pada sesi tanya jawab dalam debat perdana Pilgub Jakarta.
Pasangan calon gubernur Jakarta Pramono Anung itu juga mengatakan hal yang juga dilakukan adalah mengarahkan pola pikir masyarakat Jakarta agar bisa melihat kebudayaan sebagai sumber daya manusia.
Wacana soal pelestarian budaya Betawi juga sempat disinggung oleh Rano saat sesi pemaparan visi-misi di segmen pertama. “Untuk ketahanan budaya, kami ingin seniman kita fokus berkarya aja,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Rano menilai sinetron Si Doel Anak Sekolahan bisa menjadi upaya mempertahankan budaya Indonesia, terutama budaya Betawi.
“Saya memberikan judul Si Doel Anak Sekolahan karena yang namanya sekolah bukan hanya di sekolahan namun di tempat ini kita belajar dan kuliah,” kata Rano. Dia berharap sinetron itu bisa menjadi contoh agar masyarakat mampu lebih mencintai budaya sendiri.
ALFITRIA NEFI P | ANTARA
Pilihan editor: Anggap Bobby Nasution-Surya Lawan Kuat, PDIP Minta Kader Menangkan Edy Rahmayadi-Hasan Basri
Recent Comments